Guru Bimbingan Konseling sangat berperan
penting terhadap kesehatan di lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang sehat
setidaknya mempunyai 3 komponen, yakni kesehatan mental peserta didik,
pemecahan masalah yang dialami peserta didik, serta fasilitas sekolah yang
memadai. Semua itu membutuhkan peranan guru BK untuk menciptakan suatu struktur
sekolah yang sehat, karena dengan struktur yang sehat, akan dapat mewujudkan
lingkungan sekolah yang kondusif. Berikut kami paparkan mengenai berbagai
bentuk kesehatan tersebut serta peranan yang harus dilakukan guru BK untuk
menunjang suatu lingkungan sekolah yang sehat di dalamnya :
1.
Mengembangkan kesehatan
mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didik perlu
dikembangkan. Karena apabila di dalam sekolah kurang terbinanya mental peserta
didik, maka siswa tersebut akan mempunyai moral yang buruk, dan tentunya
sekolah akan gagal menciptakan generasi muda yang berkarakter. Cara praktis yang harus dilakukan
konselor untuk menciptakan kesehatan mental peserta didik yaitu melalui
berbagai cara, yakni :
a. Menerima dan
menghargai diri sendiri
Setiap individu itu berbeda dan unik,
namun satu hal yang sama adalah tidak ada
individu yang sempurna. Hargai diri
kita sendiri. Kenali dan terima kelemahan yang
kita miliki, namun fokuslah pada
hal-hal yang menjadi kelebihan kita. Bersikaplah
lebih realistis terhadap hal-hal yang
masih ingin kita ubah dalam diri kita. Itulah yang
harus kita ingatkan kepada peserta didik sebagai seorang konselor Jika hal tersebut dapat menyentuh hati
seorang siswa, maka cobalah untuk melakukannya secara perlahan.
b. Menjaga hubungan baik
Kita sebagai seorang konselor juga harus mengingatkan, bahwa tidak perlu berjuang sendirian saat
kita menghadapi suatu masalah. Kita harus mengingatkan
bahwa hubungan keluarga dan teman yang baik dapat membantu
mengatasi tekanan dalam hidup karena dapat memberikan masukan serta membuat kita
merasa diperhatikan. Juga kita ingatkan, bahwa untuk menjaga hubungan baik
agar tetap kokoh, setidaknya saling empati dan bercerita. Selain dengan teman
sebayanya, kita juga harus mempererat hubungan antara siswa dan guru, karena
apabila antara siswa dan guru saling bisa berempati, maka sekolah akan menjadi
damai dan tidak adanya perpecahan di berbagai pihak.
c. Aktif berkegiatan
Mari kita ajak siswa kita untuk bertemu dengan banyak orang dan tergabung
dalam kegiatan baru di lingkungan sekolah. Kita sarankan
peserta didik kita untuk menemukan kegiatan yang layakMasuklah dalam komunitas, atur
pertemuan dengan teman-teman,
atau ikuti kursus yang dapat membantu
kita untuk merasa lebih baik. Ikut kegiatan
yang bertujuan membantu orang lain
juga dapat membuat kita merasa dibutuhkan
dan menjadi semakin berharga. Hal ini
membuat kepercayaan diri semakin
meningkat. Aktivitas seperti ini juga
membantu kita melihat dunia dari pandangan
yang berbeda sehingga membantu melihat
masalah dari sudut pandang yang lain.
d. Bercerita
kepada orang lain
Seorang siswa juga harus bisa bersikap terbuka, artinya siswa tidak
cenderung pasif dan individual, tetapi harus sosial dan empatik. Bercerita mengenai perasaan yang
dirasakan bukan menandakan bahwa kita lemah, tetapi merupakan bagian dari usaha
kita untuk menjaga kesehatan mental. Didengarkan oleh orang lain membuat
kita merasa didukung dan tidak sendirian. Ini juga harus kita
perjuangkan sebagai seorang konselor. Mungkin awalnya sulit bagi siswa, namun jika terus dilakukan maka siswa akan terbiasa.
e. Mengendalikan Emosi
Seorang siswa diharapkan mampu mengendalikan emosinya. Karena seorang siswa
dengan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol akan menyebabkan situasi
sekolah yang kurang kondusif. Siswa yang cenderung kekanak-kanakan akan sulit
mengendalikan emosinya. Maka dari itu, dalam pengendalian emosi ini, perlunya
sikap kedewasaan siswa agar lebih mudah mengendalikan emosi.
2.
Pemecahan Masalah yang dialami peserta didik
Setiap manusia pasti punya masalah, tidak terkecuali kita sebagai konselor,
mapun peserta didik kita. Seorang siswa yang tidak mampu mengatasi masalahnya
sendiri akan sangat membutuhkan seorang guru BK untuk mengatasi masalah-masalah
yang dialaminya. Penyelesaian masalah yang dialami siswa juka turut menunjang
kesehatan sekolah. Karena arti “sehat” dalam lingkungan sekolah ini adalah
bersih dari berbagai macam penyakit, kerusakan mental, dan
masalah-masalah. Untuk itu, guru BK
sangat berperan penting untuk memberikan solusi-solusi jitu untuk memecahkan
masalah-masalah yang dialami siswa. Beberapa metode guru BK untuk dapat memecahkan
masalah yang dialami peserta didik dapat dilihat dari kegiatan pendukung
layanan BK, diantaranya :
a. Himpunan Data
Metode ini dilakukan
dengan cara menghimpun seluruh data dan keterangan secara sesuai dengan
perkembangan siswa. Kegiatan ini diselenggarakan secara sistematik dan
tertutup. Guru BK bisa mencari keterangan-keterangan mengenai peserta didik
melalui beberap data dalam administrasi sekolah. Selain itu, guru BK dapat
menghimpun data dari peserta didik dengan cara tatap muka secara langsung
dengan siswa, dan cara ini bersifat pribadi (tertutup).
b. Konferensi Kasus
Kegiatan BK untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh siswa dalam suatu forum pertemuan yang
dihadiri oleh pihak terkait. Disini guru BK perlu mengadakan diskusi kelompok
atau seminar sekolah untuk melancarkan metode ini. Melalui seminar, beberapa
siswa akan dihadapkan oleh narasumber untuk mendengarkan suatu solusi untuk
memecahkan masalah yang dialaminya.
c.
Kunjungan Rumah
Kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi pemecahan yang
dialami siswa melalui kunjungan ke rumahnya. Pada kegiatan ini, guru BK perlu
mengunjungi rumah peserta didik untuk melakukan tatap muka mengenai berbagai
masalah dan keluhan yang dialami siswa, serta solusi untuk menyelesaikannya.
d.
Aplikasi Instrumentasi
Berupa pengumpulan data
dan keterangan tentang siswa dan lingkungan yang lebih luas yang dilakukan
dengan menggunakan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes. Guru BK perlu
mengadakan suatu tes khusus untuk mencari data tentang pribadi siswa.
e.
Alih Tangan Kasus
Kegiatan bimbingan dan
konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas terhadap
masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penanganan ke pihak lain yang
lebih kompeten dan berwenang. Artinya dalam konteks ini, guru BK perlu
mendatangkan seorang ahli dari luar sekolah untuk menunjang penanganan jitu
utuk menyelesaikan masalah yang dialami siswa
3.
Fasilitas Sekolah Yang Memadai
Keberadaan fasilitas sekolah juga berpengaruh dalam kesehatan di lingkungan
sekolah. Guru BK segera menyarankan kepada pengurus sekolah untuk memperbaiki
fasilitas yang ada apabila fasilitas-fasilitas yang ada di dalam sekolah kurang
terpenuhi. Faktor lingkungan sekolah dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar, juga kesehatan warga sekolah. Kondisi dari komponen
lingkungan sekolah tertentu dapat menyebabkan timbulnya masalah kesehatan. Untuk itu, guru BK perlu menyarankan :
a. Kondisi atap dan talang : Atap dan talang
yang tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat perindukan
nyamuk dan tikus. Kondisi ini mendukung terjadinya penyebaran dan
penularan penyakit demam berdarah dan leptospirosis.
b. Kondisi dinding : Dinding yang
tidak bersih dan berdebu selain mengurangi estetika juga berpotensi
merangsang timbulnya gangguan pernafasan seperti asthma atau penyakit
saluran pernafasan.
c. Kondisi lantai : Dinding yang tidak
rata, licin dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, sedangkan lantai yang kotor dapat
mengurangi kenyamanan dan estetika.
d. Pencahayaan :Pencahayaan alami
di ruangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan mendukung
berkembang biaknya organisme seperti bakteri dan jamur. Kondisi ini
berpotensi menimbulkan gangguan terhadap kesehatan. Selain itu
pencahayaan yang kurang menyebabkan ruang menjadi gelap sehingga
disenangi oleh nyamuk untuk beristirahat (rasting habit).
e. Ventilasi : Ventilasi di
ruangan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menyebabkan
proses pertukaran udara tidak lancar, sehingga menjadi pengap dan lembab,
Kondisi ini mengakibatkan berkembang biaknya bakteri, virus dan jamur
yang berpotensi menimbulkan gangguan penyakit seperti TBC, ISPA, cacar dan lainnya.
f. Ketersediaan tempat cuci tangan : Tangan yang kotor
berpotensi menularkan penyakit. Ketersedianya tempat
cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun bertujuan untuk menjaga diri dan melatih
kebiasaan cuci tangan dengan sabun sebelum
makan atau sesudah buang air.
g. Kebisingan : Kebisingan adalah
suara yang tidak disukai, bisa berasal dari luar sekolah maupun dari dalam
lingkungan sekolah itu sendiri, suara bising dapat menimbulkan gangguan
komunikasi sehingga mengurangi konsentrasi belajar dan dapat menimbulkan stress.
h. Air bersih : Ketersediaan air
bersih baik secara kualitas maupun kuantitas muklak diperlukan untuk
menjaga hygiene dan sanitasi perorangan maupun lingkungan.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui air antara lain
diare, kholera, hepatitis, penyakit kulit, mata dan lainnya. Idealnya
ketersediaan air adalah 15 liter/orang/hari.
i. Toilet (kamar mandi, WC dan urinoir). Kamar mandi : Bak penampungan
air dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga
kamar mandi yang pencahayaannya kurang memenuhi syarat kesehatan
akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk.
j.
Pengelolaan sampah
: Penanganan sampah yang tidak memenuhi
syarat kesehatan dapat menjadi
tempat berkembang biaknya vektor penyakit seperti lalat, tikus, kecoak. Selain itu dapat juga menyebabkan
pencemaran tanah dan menimbulkan
gangguan kenyamanan dan estetika
k. Kantin/warung sekolah : Kantin/warung
sekolah sangat dibutuhkan oleh peserta didik untuk tempat memenuhi
kebutuhan makanan jajanan pada saat istirahat. Makanan jajanan yang
disajikan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan, karena pengelolaan makanan jajanan
yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit bawaan makanan dan
berpengaruh terhadap kesehatan sehingga akan
mempengaruhi proses belajar mengajar.
l.
Kondisi halaman sekolah
: Halaman sekolah pada musim kemarau akan berdebu, sehingga menyebabkan
penyakit ISPA dan pada musim hujan akan menimbulkan becek sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan. Halaman sekolah yang kotor dapat mengganggu estetika dan menjadi
tempat berkembang biaknya bibit
penyakit.
m. kondisi UKS : UKS sangat penting untuk menampung dan menyediakan obat dengan segera bagi
siswa yang sedang sakit, atau sedang istirahat. Sekolah yang tidak memiliki UKS
akan kesulitan apabila ada siswanya yang sedang sakit atau membutuhkan
pertolongan mendadak. Selain itu di dalam UKS, kondisi ruangan diharapkan
bersih, nyaman, sejuk, dan steril dari berbagai kondisi yang dapat memunculkan
berbagai macam penyakit.
n. Perilaku
Kebiasaan yang dilakukan sehari hari dapat mempengaruhi terjadinya
penularan dan penyebaran penyakit. Sekolah merupakan tempat
pembelajaran bagi peserta didik untuk membiasakan diri berperilaku hidup
bersih dan sehat, untuk menurunkan resiko terkena penyakit tertentu. Beberapa perilaku
hidup bersih dan sehat itu antara lain :
tidak merokok, buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan diri, cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan
lingkungan dan lainnya.
Begitulah peran guru BK dalam meciptakan kesehatan di
lingkungan sekolah. Jadi, antara pelayanan kesehatan mental, pengentasan
masalah, dan fasilitas sekolah harus berjalan dengan seimbang, karena apabila
salah satu saja komponen tersebut tidak terlaksana dengan baik, akan dapat
mengganggu “kesehatan” sekolah itu sendiri, diantaranya : kenyamanan dan
keharmonisan sekolah, kesehatan mental dan fisik peserta didik, serta hubungan
baik antara siswa, guru, dan sesama siswa lainnya. Pelayanan tersebut juga
harus meningkat dan efisien. Karena dengan peranan yang efisien, akan tercipta kondisi
sekolah yang tertib, tentram, aman, damai, dan berkualitas. Karena dengan
kondisi sekolah yang seperti itu, sekolah bisa dikatakan “sehat”, baik sehat
fisik, mental, maupun sosial, dan tentunya kinerja sekolah bisa semakin
meningkat, dan tentunya juga seorang konselor telah berhasil meciptakan
kesehatan sekolah itu sendiri.
DIPOSKAN OLEH : DEDEN FAWZI